Masih melekat di pikiran dan perasaan saya tentang logika yang pernah dilontarkan oleh sosok bijak di mata
saya dan juga khalayak. Mungkin logika ini akan diingkari oleh
beberapa orang. Tapi semoga tidak dari kita.
Ini logika yang semakin memantapkan saya
terhadap pedoman saya, dan semoga bisa menjadi manfaat untuk kita.
Beberapa logika tentang
segi negatif menjalin hubungan tanpa kehalalan.
Bukannya SOK SUCI, tapi ini
bicara soal LOGIKA.
Ini nih syurganya anak
muda :
1. Biar dapat perhatian lebih, penginnya kasih ini itu dan segalanya untuk si
doi. WAJAR. Tapi, duit saja masih minta ortu. Ortu kasih duit buat kamu. Bukan
buat si doi. Mungkin akan ada yang mengingkari “ortu
kan bakal senang kalau anaknya senang”. Emang iye. Tapi penafsirannya
kurang tepat tuh. Ortu peras keringat dari pagi hingga sore, berharap bisa
memberi kebahagiaan yang utuh untuk anaknya. Eh tapi malah dibagi untuk si doi yang belum halalnya. Rela ?
2. Sekolah adalah waktu yang paling asik buat bareng-bareng si doi. Bercandaan
bareng. Setiap hari ngobrol bareng si doi. Romantis-romantisan. Katanya ketika
detik-detik perpisahan, “meskipun kita
akan berpisah, semoga jarak tidak akan pernah memisahkan cinta kita”.
Sekolah
jadi formalitas saja. Saling gombal saja. Padahal ortu senang anaknya sekolah. Ortu
pontang-panting hanya karena ingin
anaknya kelak menjadi yang mereka harapkan. Tapi sepertinya itu memang hanya
harapan orang tua. Begitu kah ?
3. “Gak fokus belajar
karena belum ketemu si doi, gak enak makan karena kepikiran doi”. Tiap hari cuma ada bayang-bayang doi. Mikirin si doi sedang apa. Mikirin si doi
sudah makan atau belum. Mikirin gimana kabarnya si doi. Sudah mikirin diri
sendiri ?
4. Saat ini si doi adalah satu-satunya yang kamu cintai. Kamu sanjung-sanjungkan. Si doi yang selalu kamu harap-harapkan. Tapi bagaimana beberapa tahun yang akan datang ?
Ketika semua kehidupan berubah. Mungkin level kamu
bukan seperti si doi lagi. Ataupun sebaliknya, si doi sudah gak level sama kamu. Pastinya beda banget. Si doi cuma jadi HARAPAN KAMU.
Saat ini bilangnya “kamu adalah masa
depanku”. Tapi beberapa tahun mendatang mungkin kata-kata itu akan berubah
menjadi, “kamu adalah masa laluku”.
5. Kalau sudah bareng si doi pastinya serasa di dunia ini cuma berdua. Ada yang sukanya mengumbar kemesraan secara berlebihan. Kemesraannya menjadi tontonan. Kemana-mana pegangan tangan. Dimana-mana cipika-cipiki. Sampai akhirnya bisa ngerusak akal pikiran anak-anak di bawah usia. Tontonan jadi tuntunan.
Ini sharing saja sih. Kalau dari segi agama, silakan readers tanyakan pada ustadz-ustadzah yang profesional yah. Saya mengutip ini dari berbagai logika yang
mendoktrin akal pikiran saya, dan menurut saya logika ini oke banget buat pedoman
saya, terutama point keempat.
Semoga cocok
buat kalian juga ya readers.
Barakallahulana readers :)